Jumat, 04 Juli 2014

Review Jurnal Akuntansi Internasional



PELUANG MANAJEMEN LABA PASCA KONVERGENSI IFRS: SEBUAH TINJAUAN TEORITIS DAN EMPIRIS

Ari Dewi Cahyati
 

Abstract
The convergency accounting standards to IFRS raises a variety of influences, in accordance with  IFRS  characteristics  such  as  :  principle-based,  the use  of  fair  value  and  more  disclosure. Principles-based standards require more judgment in its application, while the use of fair value items make the financial statements are presented with the actual values, more disclosure would reduce the level  of  information  asymmetry.  Convergence  of  IFRS is expected increasing financial  reporting quality, such as, increased comparability and transparency of financial statements. Thus, with the convergence to IFRS expected reduce earnings management opportunities.

Key words: earnings management, IFRS converge

1. Pengantar

Di era globalisasi yang ditandai dengan banyak munculnya perusahaan multinasional kebutuhan akan standar akuntansi internasional memang mutlak diperlukan. Pelaporan keuangan transnasional mensyaratkan perusahaan harus memahami praktik akuntansi ditempat perusahaan tersebut berkedudukan. Ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas negara, sumber daya produksi (misal uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu negara tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara misalnya melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang  dipakai  di  negara  lain.  Investor  dan  kreditor  serta  calon  investor  dan  calon  kreditor  akan menemui banyak kesulitan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda-beda. Hal tersebut diatas yang mendorong timbulnya standar akuntansi internasional (IFRS) yang dirumuskan oleh IASB (International Accounting Standard Board).

Manfaat dari adanya suatu standar global :

1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti.  Standart  pelaporan  keuangan  berkualitas  tinggi  yang  digunakan  secara  konsisten  di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal
2. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
3. Perusahaan-perusahaan    dapat    memperbaiki    proses    pengambilan    keputusan mengenai merger dan akuisisi
4. Gagasan  terbaik  yang  timbul  dari  aktivitas  pembuatan  standar  dapat  disebarkan  dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi ( Immanuela, 2009)


2.    Pembahasan

2.1  Proses Konvergensi

Dewasa  ini  Indonesia  sebagai  salah  satu  Negara  G20  juga  telah  memutuskan    untuk konvergensi ke IFRS. Konvergensi sendiri berarti to become similar or the same. Dengan demikian konvergensi ke IFRS dapat diartikan membuat standar akuntansi suatu Negara sama dengan IFRS (Kartikahadi, 2010) Konvergensi standar akuntansi standar akuntansi dapat dilakukan dengan 2 (tiga cara)  yaitu:  adopsi  (mengambil  langsung  dari  IFRS),)  dan  harmonisasi  secara  sederhana  dapat diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional. Mengingat standar akuntansi tidak terlepas dari tata hukum, social, ekonomi dan budaya suatu Negara maka pengertian konvergensi ke IFRS lebih masuk akal untuk harmonisasi (Kartikahadi,2010). Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan- lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional.


2.2  Perbedaan IFRS dengan US GAAP

a.    Nilai wajar

Sebelum   digunakan   IFRS   akuntansi   menggunakan   historical   cost   untuk   pengukuran transaksinya. Historical cost merupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jika dapat diterapkan jumlah yang dapat diatribusikan langsung   ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai  dengan  persyaratan  tertentu  didalam  PSAK lain  (PSAK 19, revisi  2009).

b.    Principal based

Sebelum konvergensi ke IFRS, standar akuntansi di Indonesia menggunakan US GAAP yang dirumuskan oleh FASB. US GAAP merupakan standar yang rules based (berbasis aturan). Standar yang berbasis aturan  akan meningkatkan konsistensi dan keterbandingan antar perusahaan dan antar waktu, namun di sisi lain mungkin kurang relevan karena ketidakmampuan standar merefleksi kejadian ekonomi entitas yang berbeda antar perusahaan dan antar waktu.

c.    Persyaratan pengungkapan yang lebih banyak dan lebih rinci

IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi tentang risiko baik kualitatif maupun kuantitatif. Pengungkapan dalam laporan keuangan harus sejalan dengan data/informasi yang dipakai untuk pengambilan  keputusan  yang diambil oleh  manajemen.  Tingkat pengungkapan  yang makin mendekati pengungkapan penuh (full disclosure) akan mengurangi tingkat asimetri informasi (ketidakseimbangan informasi) ketidakseimbanagan informasi antara manajer dengan pihak pengguna laporan keuangan.

2.3  Manajemen Laba

a.    Definisi

Konsep manajemen laba menggunakan pendekatan teori keagenan. Teori agency berfokus pada dua individu yaitu principal dan agen yang masing-masing pihak yaitu agen dan principal  berusaha untuk  memaksimalkan  kepentingan  dirinya  sendiri,  sehingga  menimbulkan  konflik  kepentingan diantara principal dan agen (Scott, 1997:240).


b.    Motivasi

Motivasi manajemen laba antara lain :

1) Bonus plan hypothesis dimana laba juga sebagai dasar dalam pemberian bonus kepada karyawan.
2) Debt (equity) hypothesis menagaskan bahwa perusahaan dengan rasio debt to equity ratio lebih besar, cenderung untuk memilih prosedur- prosedur akuntansi yang dapat menaikkan labanya.
3) Political cost hypothesis, perusahaan cenderung memilih metode akuntansi yang dapat menurunkan laba bersih yang dilaporkan.

c.    Teknik Manajemen laba
Teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Na’im (2000) dalam Pramudji, Trihartati,
(2010) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1.    Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
2.    Mengubah metode akuntansi
3.    Menggeser periode biaya atau pendapatan

2.4  Riset empiris manajemen laba pasca konvergensi IFRS

Studi-studi   empiris  sebelumnya   menyatakan   bahwa   adopsi   IFRS  secara   mandatory berkaitan dengan likuiditas pasar dan penurunan biaya modal (cost of capital) perusahaan. Selain itu penggunaan praktik akuntansi yang sama di berbagai negara akan memudahkan investor dalam mendeteksi manajemen laba.  Ewert dan Wagenhof (2005) menyatakan bahwa standar akuntansi yang semakin ketat dapat menurunkan manajemen laba dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Webster dan Thompson (2005) menguji kualitas laba  dari perusahaan kanada yang terdaftar di Bursa Efek Kanada dan Amerika dimana perusahaan Kanada yang menggunakan standar akuntansi yang principal based mempunyai kualitas akrual yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan Amerika yang US GAAP yang rules based. Barth et.al (2008) menemukan bahwa perusahaan yang menggunakan standar akuntansi keuangan internasional menunjukkan tingkan perataan laba dan manajemen laba dan mempunyai korelasi yang tinggi antara laba akuntansi dan harga saham dan return. Lantto (2007) meneliti  apakah  IFRS  menaikkan  kegunaan  informasi  akuntansi  di  Finlandia,  dengan  melakukan survey pada manajer, analis laporan keuangan dan auditor hasil penelitian menyatakan bahwa baik auditor, manajer dan analis berpendapat bahwa laporan keuangan yang disusun berdasarkan IFRS dapat diandalkan.dan relevan.

3.    Penutup

Konvergensi ke IFRS diharapkan akan membawa dampak positif diantaranya. Dari sisi ekonomi adalah dengan adanya standar yang seragam maka akan mengurangi hambatan investasi lintas Negara dan dari sisi akuntansi adalah meningkatnya kualitas laporan keuangan. Hal sejalan dengan tujuan konvergensi IFRS adalah menjadikan laporan keuangan menghasilkan informasi yang valid untuk aset, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan,  meningkatkan komparabilitas laporan keuangan, menyajikan informasi yang relevan dan reliable serta dapat dimengerti, dan laporan keuangan dapat diterima secara global.   Standar IFRS yang berbasis prinsip, lebih condong pada penggunaan nilai wajar, dan pengungkapan yang lebih banyak dan rinci diharapkan dapat mengurangi manajemen laba. Jadi secara teoritis konvergensi IFRS diharapkan mengurangi manajemen laba yang dilakukan perusahaan.


REFERENSI

Barth, M.E.,W.R Landsman and Lang M.H (2008) International Accounting Standard and Accounting
Quality. http://www. SSRN diakses pada tanggal 7 Januari 2010

Cahyati.2010. Implikasi Tindakan  Perataan  Laba terhadap Pengambilan  Keputusan  Oleh  Investor.
Jurnal Riset Akuntansi dan Komputerisasi Akuntansi Vol. 2 hal.58-66

Ewert dan Wagenhof.2005.Economic Effects of Tightening accounting Standards to restrict earnings
Management. The Accounting Review. Vol. 80 P. 1101-1124

Goncharov  dan  Zimmerman.2006.  Do  Accounting  Standard  Influence  the  Level  of  Earnings
Management ? Evidence from Germany . http://www. SSRN diakses pada tanggal 7 Januari
2010

IAI. 2009. Standar AKuntansi Keuangan,Salemba empat

Immanuela  ,  Intan.2009.  Adopsi  Penuh  dan  Harmonisasi Standar  Akuntansi  Internasional.  Jurnal
Ilmiah Widya Warta. Vol. 33, No. 1, hal. 69-75.

Kartikahadi,  Hans.2010.Tinjauan  Kritis  Penerapan  Standar  Akuntansi  Dulu  Sekarang.  Economic
Business & Accounting Review Vol. III no.1 April hal. 7-19

Lantto, Anna Maija . 2007. Does IFRS Improve the Usefulness of Accounting Information in Code- Law Country.  http://www. SSRN diakses pada tanggal 5 Januari 2010

Leuz. C . 2003. IAS versus US GAAP : Asymetri Information based evidence from Germany market.
Journal of Accounting Research Vol. 41  p.445-471

Pramudji, Trihartati, 2010, Pengaruh Independensi dan Efektivitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 2 hal. 30-47

Scott, 1997:240. Financial Accounting Theory, USA.  Prentice-Hall

Siregar,   Sylvia Veronika dan Yaniti S. Bachtiar 2003   Hubungan antara manajemen laba dengan tingkat pengungkapan social. Simposium nasional akuntansi VI

Siregar,  Sylvia  Veronika.2010.  Tantangan  Konvergensi  IFRS-Penarapan  Nilai  Wajar.  Economic
Business & Accounting Review Vol. III no.1 April hal.62-68

Webster dan Thompson .2005. Earnings Quality under rules vs principle based : A test of Skinner
Hyphotesis. Http. SSRN diakses pada http://www. SSRN diakses pada tanggal 7 Januari 2010

Siregar   dan   Yaniti   S.   Bachtiar   2003   Hubungan   antara   Manajemen   Laba   Dengan   Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI

Zhou, Haiyan Xiong yan, Ganguli.,Accounting Standard and earnings management : Evidence from
Emerging market. Http//www.lby100.com diakses pada 11 januari 2011

Sumber : http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/jrak/article/view/61